Senin, 29 Juli 2013

Museum Gunung Merapi


Museum Gumung Merapi adalah sebuah museum khusus yang berisi tentang gunung api diseluruh dunia secara umum dan Gunung Merapi sendiri secara khusus. Yang didalamnya terdapat berbagai benda peninggalan erupsi Gunung Merapi. Dokumentasi, alat peraga berupa miniatur Gunung Merapi, ruang simulasi gempa dan lain-lain. Museum Gunung Merapi menyimpan berbagai macam benda koleksi yang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai sarana preservasi dan konservasi (memelihara dan melindungi suaka alam dan budaya), informasi (memberikan dan mengembangkan pengetahuan mengenai obyek yang ditampilkan), koleksi (mengumpulkan dan mengarsipkan benda bernilai sebagai pusat dokumentasi masyarakat), edukasi (memberikan ilmu pengetahuan untuk masyarakat mengenai kegunungapian), serta wahana rekreasi.
  Selain dapat menikmati dan melihat koleksi yang ada, kita juga disuguhi keindahan bangunan secara visual yang mulai terlihat dari pintu masuk museum. Serta kesejukan dan keindahan paronama kawasan Kaliurang yang menambah daya tarik para wisatawan untuk datang berkunjung.


Sejarah Pembangunan Museum Gunung Merapi
      Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang memiliki nilai sosial tersendiri di mata masyarakat sekitar. Terlebih lagi gunung ini juga menjadi sebuah simbol bagi Keraton Yogyakarta. Dikatakan bahwa antara Gunung Merapi, Tugu Yogya Kembali, Keraton Kasepuhan Yogyakarta, dan Istana Ratu Kidul berada pada satu garis imajiner yang lurus.
          Selain dikeramatkan oleh penduduk sekitar, Merapi termasuk golongan gunung yang paling aktif di dunia, yakni mengalami erupsi setiap 4 tahun sekali. Terakhir mengalami erupsi adalah tahun 2010, dimana dampak letusannya sangat besar dan juru-kunci Gunung Merapi menjadi korban erupsi tersebut. Hal ini menjadi daya tarik bagi ilmuwan dan peneliti) serta masyarakat untuk mengetahui lebih dalam tentang Gunung Merapi.

Fasilitas dan Area yang ada di Museum Gunung Merapi
Fasilitas yang terdapat di dalam Museum Gunung Merapi antara lain informasi mengenai pengetahuan kegunung apian, diorama, peralatan yang digunakan untuk mengawasi kegiatan gunung berapi, foto-foto letusan gunung berapi, dan On The Merapi Volcano Trail. Koleksi yang dipamerkan antara lain Volcano World berisi bahan-bahan pengetahuan tentang gunung merapi di dunia, perlengkapan upacara ritual penghormatan gunung Merapi, koleksi bencana gempa bumi dan Tsunami, dan koleksi puing-puing bencana letusan Gunung Merapi misalnya peralatan rumah tangga, sepeda motor, gas dan lain-lain. Ada juga batu-batu dari letusan Gunung Merapi yang dipamerkan disana.
           Seperti pada Area Gunung Berapi terdapat dokumentasi berupa foto mengenai peristiwa erupsi gunung Merapi sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang dan foto-foto gunung berapi yang terdapat di Indonesia dan alat- alat peraga fenomena gunung merapi yang disajikan bersama keterangan dan penjelasannya, dalam bahasa Indonesia  maupun bahasa Internasional ( bahsa Inggris ), yang dapat menambah pengetahuan.
          Pada area zona khusus Gunung Merapi dimana isinya berupa foto-foto dokumentasi secara lengkap Gunung Merapi dari tahun ke tahun yang terdiri dari foto erupsi, luncuran awan panas, pertumbuhan kubah lava, proses evakuasi, banjir lahar dingin, pos pengamsatan gunung Merapi, dan sebagainya.
( Untuk lebih jelasnya.)
1. Ruang Utama
       Ruangan ini berada di bagian depan museum, yakni tepat setelah pengunjung masuk ke dalam bangunan museum. Ruangan ini berupa void hingga lantai dua, dimana bentuk lantai pada lantai dua adalah lingkaran. Di dalam ruangan ini terdapat sebuah replika Gunung Merapi dalam ukuran diameter +6 meter.

2. Ruang Peraga
Jika pengunjung mengikuti alur sirkulasi, maka akan diarahkan melalui sisi kanan, di mana ada petunjuk berupa kaki-kaki. Ruang peraga terdiri dari beberapa bagian, yakni:
          a.  Peraga 1
Di ruangan ini berisi informasi mengenai pengetahuan pembentukan lempeng benua dan pengetahuan gunung api secara umum. Di salah satu panel terdapat peta lokasi gunung api yang berada di seluruh dunia dan seluruh Indonesia.
b. Peraga 2
Bagian ini merupakan awal zona khusus Gunung Merapi. Di bagian ini terdapat replika Gunung Merapi dalam bentuk kecil dan pengetahuan umum mengenai Gunung Merapi.
c.  Peraga 3
Berisi foto-foto kunjungan presiden ke Gunung Merapi, sketsa penyelamatan diri dari bencana erupsi gunung api, dan beberapa hal berkaitan dengan mitigasi bencana. Misalnya saja adanya sebuah papan yang berisi apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari ancaman letusan gunung api. Sebagai berikut :
a)      Awan panas
·         Menjauh dari kawasan rawan bahaya ancaman aliran piraklastilka.
·         Menjauh dari lembah sungai yang berhulu di puncak gunung api.
b)      Aliran lava
Meskipun aliran lava memiliki kecepatan aliran yang lambat, jangan berada di lembah sungai yang menjadi zona aliran lava.
c)      Lontaran batu (pijar)
·         Menjauhkan diri dari kawasan rawan bencana lontaran batu terutama di sekitar puncak gunung api atau kawah.
·         Saat berlari menghindari lontaran batu, selalu melihat ke atas untuk mengeetahui arah lontaran batu.
d)     Gas beracun
·         Menjauhkan diri dari sumber keluarnya gas racun
·         Menjauhkan diri dari lembah, celah,  dan cekungan pada saat cuaca mendung, hujan, danberkabut.
·         Gunakan masker atau kain penutup hidung yang dibasahi air
·         Membawa obor atau api untuk mendeteksi keberadaan gas yang beracun. Api akan mati tanpa tertiup angin.
e)      Hujan abu
·         Berlindung didalam bangunan permanen beratap kokoh.
·         Bersihkan atap rumah dengan menyemprotkan air sehingga beban abu terhadap atap bangunan menjadi berkurang.
·         Menggunakan masker dan kaca mata
·         Buah-buahan dan sayuran yang berasal dari kebun yang terkena abu letusan harus dibersihkan dahulu dengan air.

f)       Lahar hujan
Menjauhkan diri dari kawasan rawan bencana aliran lahar, terutama di lembah-lembah sungai yang berhulu di daerah puncak.




d. Peraga 4
Berisi berbagai peralatan yang digunakan dalam pengamatan Gunung Merapi, seperti seismograf, sensor gempa, kamera, teropong, komputer penganalisa, alat telekomunikasi, radio yang dipajang di estalase kaca dan lain-lain.

Ada juga Ruang Simulasi Gempa, disana kita bisa merasakan keadaan saat terjadi gempa bumi. Di dalamnya terdapat pohon dan kondisi pegunungan. Tetapi saat ini ruang tersebut tidak dapat digunakan karena terjadi kerusakan akibat hujan abu saat terjadi bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. Selain itu ada Ruang Pengamatn Gunung Merapi yang berada dilantai 3 digunakan oleh para peneliti untuk mengamati dan meneliti aktivitas Gunbung Merapi. Ruangan ini khusus untuk para peneliti dan pengunjung dilarang masuk. Tetapi ada ruang pengamatan untuk para pengunjung tepatnya ada di lantai 4, pengunjung dapat dengan puas mengamati aktivitas Gunung Merapi dengan menggunakan fasilitas yang ada misalnya teropong dan media visual lainnya.
Terdapat Open Theater yang berada di belakang museum dengan bentuk setengah lingkaran yang menghadap ke arah utara. Biasanya digunkan untuk pertunjukan. Fasilitas lain yang ada disana adalah mushola, toilet, ruang pengelola, penjualan tiket, dan lapangan parkir yang luas.

Mitologi Merapi
Sedikit mengulas tentang mitologi Gunung Merapi. Banyak sekali mitos yang berkembang di masyarakat terutama yang tinggal di sekitar lereng Gunung Merapi. Yang paling menonjol adalah keberadaan Eyang Sapu Jagad, sosok gaib penunggu Gunung Merapi. Jika berbicara tentang sosok tersebut tidak dapat dilepaskan dari Kanjeng Ratu Kidul, sosok gaib penunggu Laut Selatan.
Berawal dari Sutawijaya ( kemudian bergelar Panembahan Senopati ) anak dari Ki Ageng Pamanahan, bertapa di pantai Laut Selatan. Dalam laku tapa tersebut Sutawijaya bertemu, berkenalan, saling jatuh cinta dan menikah dengan Kanjeng Ratu Kidul. Sutawijaya mengutarakan niatnya untuk membangun kerajaan baru. Singkat cerita, Kanjeng Ratu Kidul berkenan membantu dengan sepenuh hati. Sebagai tanda kesungguhan dan cintanya. Kanjeng Ratu Kidul menghadiahi “ Ndhog Jagad “ yang kemudian dititipkan kepada Kyai Sapu Jagad.
Apa yang ingin disampaikan oleh mitologi diatas adalah Sapu Jagad berarti menyapu jagad, sapunya jagad dunia. Jagad yang dimaksud adalah diri pribadi manusia, jagad cilik ( dunia kecil / mikrokosmos ) dengan demikian Sapu Jagad adalah konsep spiritualistis dalam kesadaran membersihkan diri pribadi, hati dan pikiran. Sedang Kanjeng Ratu Kidul berasal dari kata “ rat” yang berarti maha luas, tak terbatas. Ide, pemikiran-pemikiran manusia seringkali tak terbatas, untuk itu dalam mewujudkannya dalam keterbatasan diperlukan batasan-batasan berupa simbol yang mewujudkan, membumikan ide, gagasan manusia. Endhog Jagad, berarti telur bersifat embriotik , bakal. Apa yang dilakukan Sutawijaya adalah mentranplantasi sebuah gagasan abstrak kedalam realita melalui pergultan batin, bersih diri dan akhirnya mendapatkan pencerahan, maka dia berdiri di barisan paling depan untuk mewujudkan berdirinya kerajaan baru yaitu Mataram. Eksistensi Mataram saat itu boleh jadi karena tuntutan kebutuhan akan perlunya “ Peradaban baru “.

Mitologi Merpai Laut Selatan sudah saatnya kita sikapi dengan cara pandang modern. Kita perlu menenggelamkan dan memperabukan pemikiran dan cara pandang lama, menggantinya dengan yang baru. Dengan niat sungguh-sungguh, hati bersih, sepi ing pamrih rame ing gawe, kita akan mampu memnafaatkan potensi sumber daya alam yang ada di Gunung Merapi maupun Laut Selatan untuk kepentingan rakyat banyak. Dengan demikian layaknya kita disebut dengan manusia beradab yang hidup di dalam peradaban baru.
                                                            Alovsius Heri-Petani, Pelukis

Upacara adat bagi para masyarakat lereng Gunung Merapi

Di Merapi, masyarakat lerengnya mempunyai upacara adat yang dilakukan di Gunung Merapi yang tidak jelas kapan dimulainya. Upacara tersebut mempunyai makna     “ berdiri dihadapan “ , berdiri dihadapan siapa? Tentu saja bergantung pada faham yang dianut, monoteisme, dinamisme, atau aninisme atau bahkan isme-isme yang lain. Namun demikian bahwa sebagian masyarakat lereng Gunung Merapi menganut faham Monoteisme. Jadi jelas mereka berdiri dihadapan Tuhan.
Upacar adat di Gunung Merapi merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah yang sudah mereka terima. Gunung Merapi senantiasa memberikan kesuburan pada tanah pertanian disekitarnya. Masyarakat biasanya membawa palawija, pala kependhem ( umbi-umbian yang berasal dari dalam tanah ), pala ampar ( buah-buahan yang merambat ), pala gumanthung ( buah-buahan yang mengantung di pohon ) sebagai kelengkapan upacara adat. Itu semua merupakan simbol dari hasil bumi dan jerih payah manusia yang menjadi rezeki jasmani dan rohani di kehidupan duniawi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar