Senin, 02 September 2013

Kerajaan Mataram Islam



 a. Letak Geografis
Kerajaan Mataram berkembang dari sebuah kadipaten yang saat itu di bawah kekuasaan Pajang. Wilayah Kerajaan Mataram di daerah Jawa Barat selatan (pinggir Kota Jogjakarta sekarang). Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.

b. Kehidupan Politik
Sesudah runtuhnya Kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajangoleh Joko Tingkir ( menantu Sultan Trenggono). Joko Tingkir menaiki takhta Kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo. Usia pemerintahannya tidak begitu lama yakni 1568–1586. Hal ini disebabkan kota-kota pesisir terus memperkuat diri dan erusaha melepaskan dari kekuasaan Pajang. Setelah Sultan Hadiwijoyo meninggal (1586) takhta Pajang digantikan oleh putranya, yakni Pangeran Benowo. Ternyata, Pangeran Benowo tidak dapat mengatasi kekacauan-kekacauan sehingga kekuasaan diserahkan kepada Sutowijoyo. Puncaknya, Sutawijoyo memindahkan pusat pemerintahan ke Kotagede dan berdirilah Kerajaan Mataram Islam.

Sutowijoyo mengangkat dirinya sebagai Raja Mataram pertama dengan gelarPanembahan Senopati (1586–1601) dengan Kotagede sebagai ibukotnya. Tindakan-tindakannya yang penting, antara lain sebagai berikut:
1) meletakkan dasar-dasar Kerajaan Mataram;
2) memperluas wilayah kekuasaan dengan menundukkan Surabaya, Madiun, dan  
Ponorogo ke timur dan ke barat berhasil menundukkan Cirebon dan Galuh.

Pengganti Panembahan Senopati ialah Mas Jolang gugur di daerah Krapyak sehingga disebut Panembahan Seda Krapyak. Raja terbesar Kerajaan Mataram ialah Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613–1645).Sultan Agung bercita-cita mempersatukan seluruh Jawa di bawah kekuasaan Mataram dan mengusir Kompeni (VOC) dari Batavia.
Masa pemerintahan Sultan Agung yang selama 32 tahun dibedakan atas dua periode, yaitu masa Penyatuan Kerajaan dan masa Pembangunan. Masa Penyatuan Kerajaan (1613–1629) merupakan masa peperangan untuk mewujudkan cita-cita menyatukan seluruh Jawa. Sultan Agung menundukkan Gresik, Surabaya, Kediri, Pasuruan, dan Tuban. Selanjutnya, menundukkan Lasem, Pamekasan, dan Sumenep, bahkan juga Sukadana di Kalimantan. Dengan demikian, seluruh Jawa telah takluk di bawah Mataram bahkan sampai ke luar Jawa, yakni Palembang, Sukadana, dan Goa.
Setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Cirebon berhasil dikuasai, Sultan Agung merencanakan untuk menyerang Batavia. Serangan pertama dilancarkan pada bulan Agustus 1628 di bawah pimpinan Bupati Baurekso dari Kendal dan Bupati Ukur dari Sumedang. Batavia dikepung dari darat dan laut selama dua bulan, namun tidak mau menyera,h bahkan sebaliknya tentara Mataram dipukul mundur.
Dipersiapkan serangan yang kedua lebih matang dengan membuat pusat-pusat perbekalan makanan di Tegal, Cirebon, dan Krawang. Serangan kedua dilancarkan bulan September 1629 di bawah pimpinan Bupati Sura Agul-Agul, Mandurarejo, dan Uposonto. Namun, VOC telah mengetahui lebih dahulu rencana tersebut. Hal itu dibuktikan dengan tindakan VOC membakar dan memusnahkan gudang-gudang perbekalan. Serangan kedua Mataram ke Batavia mengalami kegagalan karena kurangnya perbekalan makanan, kalah persenjataan, jarak Mataram–Jakarta sangat jauh, dan tentara Mataram terjangkit wabah penyakit.
Setelah Sultan Agung meninggal, takhta kerajaan digantikan oleh putranya yang bergelar Sultan Amangkurat I (1645–1677). Berbeda dengan ayahnya, raja ini tidak bijaksana dan cenderung kejam dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat. Banyak rakyat dan kaum bangsawan tidak menyukainya.
Hal yang sangat tidak disenangi ialah persahabatannya dengan VOC yang dahulu sangat dibenci oleh ayahnya. Akibat muncullah pemberontakan Trunojoyo (1674–1680). Trunojoyo adalah pangeran dari Madura yang tidak senang terhadap tindakan Amangkurat I sehingga menghimpun kekuatan untuk menyerang Mataram. Pada tahun 1677 pasukan Trunojoyo berhasil menduduki Plered, ibu kota Mataram. Amangkuat I bermaksud minta bantuan VOC ke Batavia, namun baru sampai di Tegalarum meninggal sehingga dimakamkan di tempat itu juga. Oleh karena itu, Amangkurat I dikenal juga sebagai Sultan Tegalarum. Pengganti Amangkurat I adalah putra mahkota yang bergelar Sultan Amangkurat II (1677–1703).
Untuk menghadapi Trunojoyo, Amangkurat II meminta bantuan VOCdi Semarang. Pimpinan VOC, Speelman menyetujui permintan Amangkurat II dengan suatu perjanjian (1670) yang isinya sebagai berikut.
1) VOC mengakui Amangkurat II sebagai Raja Mataram.
2)VOC mendapatkan monopoli di Mataram.
3)Seluruh biaya perang harus diganti oleh Amangkurat II.
4) Sebelum hutangnya lunas seluruh pantai utara Jawa digadaikan kepada VOC.
5) Mataram harus menyerahkan daerah Krawang, Priangan, Semarang dan sekitarnya  kepada VOC.
Pada saat itu Tronojoyo telah berhasil mendirikan istana di Kediri dengan gelarPrabu Maduretno. Tentara VOC di bantu oleh tentara Aru Palaka dari Makasar dan Kapten Jonker dari Ambon bersama tentara Mataram akhirnya menyerang Kediri. Tronojoyo tidak mampu menghadapi gempuran tentara Mataram dan VOC, terus terdesak ke daerah pegunungan dan bertahan di Gunung Wilis. Trunojoyo menyerah pada tanggal 25 Desember 1679 dan akhirnya gugur ditikam keris oleh Amangkurat II pada tanggal 2 Januari 1680. Sultan Amangkurat II kemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Plered ke Kartasura.
Perlawanan Untung Suropati (1686–1706)
Untung Suropati, demikianlah nama pejuang pada masa Mataram di bawah pemerintahan Amangkurat II. Sikap benci Untung kepada VOC telah muncul sejak di Batavia. Untung kemudian melarikan diri ke Cirebon dan terjadi perkelahian dengan Suropati maka namanya menjadi Untung Suropati. Dari Cirebon Untung terus melanjutkan perjalanan ke Kartasura.
Amangkurat II setelah menjadi raja merasakan betapa beratnya perjanjian yang telah ditandatangani dan berusaha untuk melepaskan diri. Ketika Untung Suropati tiba di Kartasura disambut dengan baik. Pada tahun 1686 datang utusan dari Batavia di bawah pimpinan Kapten Tack dengan maksud merundingkan soal hutang Amangkurat II dan menangkap Untung Suropati.
Amangkurat II menghindari pertemuan ini dan terjadilah pertempuran. Kapten Tack beserta pengikutnya berhasil dihancurkan oleh pasukan Untung Suropati. Untung Suropati kemudian melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur dan sampailah ke Pasuruan Di sinilah akhirnya Untung mendirikan istana dan mengangkat dirinya sebagai bupati dengan gelar Adipati Wironagoro. Di Bangil didirikan perbentengan. Bupati-bupati seluruh Jawa Timur mendukungnya, dengan demikian kedudukannya makin kuat.
Pada tahun 1703, Amangkurat II wafat, digantikan oleh putranya Sunan Mas dengan gelar Sultan Amangkurat III yang anti kepada Belanda. Pamannya Pangeran Puger (adik Amangkurat II) berambisi ingin menjadi raja di Mataram dan pergi ke Semarang untuk mendapatkan dukungan dari VOC. Selanjutnya, VOC berserta Pangeran Puger menyerang Kartasuradan berhasil diduduki. Amangkurat III melarikan diri ke Jawa Timur bergabung dengan Untung Suropati. Pada tahun 1704 Pangeran Puger dinobatkan sebagai Raja Mataram dengan gelar Sunan Paku Buwono I.
Pihak Belanda menyiapkan pasukan secara besar-besaran untuk menggempur pasukan Untung di Pasuruan. Di bawah pimpinan Herman de Wilde, pasukan kompeni berhasil mendesak perlawanan Untung. Dalam pertempuran di Bangil, Untung terluka dan akhirnya gugur pada tanggal 12 Oktober 1706. Sunan Mas bisa tertangkap dan kemudian dibuang ke Sailan/Sri Langka (1708).
Pada tahun 1719 Sunan Paku Buwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV (Sunan Prabu) di bawah mandat VOC. Makin eratnya hubungan denganVOC membuat para bangsawan benci kepada kompeni. Mereka mengadakan perlawanan, antara lainPangeran Purboyo (adik Sunan) dan Pangeran Mangkunegoro (putra Sunan sendiri). Perlawanan terhadap Kompeni dapat dipadamkan dan para pemimpinya ditangkap dan dibuang ke Sailan dan Afrika Selatan, kecuali Pangeran Mangkunegoro yang diampuni ayahnya.
Pada masa pemerintahan Paku Buwono II (1727–1749) Mataram diguncang lagi perlawanan yang dipimpin oleh Mas Garendi (cucu Sunan Mas). Perlawanan ini di dukung oleh orang-orang Tionghoa yang gagal mengadakan pemberontakan terhadap VOC di Batavia. Mas Garendi berhasil menduduki ibu kota Kartasura.
Paku Buwono II melarikan diri ke Ponorogo. VOC meminta bantuan kepada Bupati Madura, Cakraningrat untuk merebut kembali Kartasura dengan imbalan keinginan Cakraningrat untuk melepaskan diri dari Mataram akan dikabulkan. Cakraningrat berhasil merebut kembali Kartasura dan Paku Buwono II berhasil kembali ke Kartasura sebagai raja. Namun, antara VOC dan Cakraningrat terjadi perselisihan karena Cakraningrat keberatan meninggalkan Kartasura. Perselisihan berakhir dengan ditangkapnya dan di buang ke Afrika Selatan (1745).
Setelah beberapa kali terjadi perlawanan di Kartasura, Kartasura dianggap tidak layak sebagai ibu kota kerajaan sehingga pusat pemerintahan dipindahkan ke Surakarta. Makin bercokolnya VOC di Mataram menyebabkan pada masa Paku Buwono II ini juga terjadi perlawanan lagi di bawah pimpinan Raden Mas Said (putra Pangeran Mangkunegoro) dan menduduki Sukowati. Oleh Paku Buwono II dikeluarkan semacam sayembara, siapa yang dapat merebut daerah Sukowati akan mendapat daerah itu sebagai imbalannya. Pangeran Mangkubumi, adik Paku Buwono II berhasil merebut Sukowati, tetapi ternyata daerah itu tidak diberikan. Pangeran Mangkubumi meninggalkan kota dan bergabung dengan Raden Mas Said melakukan perlawanan.
Mataram Terpecah Belah
Setelah Mangkubumi bergabung dengan Mas Said, terjadilah persekutuan antara Mangkubumi dan Mas Said melawan Paku Buwono II dan III. Pada waktu Paku Buwono II sakit keras, utusan VOC dari Batavia datang ke  Surakarta. Dalam keadaan lemah dan tidak sadar, Paku Buwono II menyerahkan Mataram kepada VOC. Hasl yang demikian mungkin saja terjadi. Menurut tradisi Timur orang yang akan meninggal biasanya menyerahkan keluarganya kepada orang yang menjadi kepercayaannya. Hal ini diartikan oleh Belanda bahwa sejak itu VOC berkuasa penuh atas Mataram.
Pada tahun 1749 Paku Buwono II wafat dan digantikan oleh putranya yang bergelar Paku Buwono III. Awalnya, Belanda mengakuinya sebagai Sultan Mataram yang baru, tetapi setelah itu VOC berusaha untuk memecah belah Mataram sehingga dapat dikuasainya.
Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said cukup tangguh. Raden Mas Said mendapat julukan Pangeran Samber Nyowo (pangeran perenggut jiwa). Namun, karena di antara keduanya kterjadi perselisihan sehingga dimanfaatkan oleh Belanda untuk memecah belah Mataram. Perseteruan antara Paku Buwono II yang dibantu Kompeni dan Pangeran Mangkubumi dapat diakhiri dengan Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 Isi Perjanjian Giyanti pada intinya Mataram dipecah menjadi dua.
1)Mataram baratn yakni Kasultanan Yogakarta diberikan kepada Mangkubumi dengan 
gelar Sultan Hamengku Buwono I.
2) Mataram timur ,yakni Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku Buwono III.
Selanjutnya ,untuk memadamkan perlawanan Raden Mas Said diadakan Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 175. Isi Perjanjian Salatiga pada intinya Surakarta dibagi menjadi dua.
1) Surakarta utara diberikan kepada Mas Said dengan gelar Mangkunegoro I, 
kerajaannya dinamakan Mangkunegaran.
2) Surakarta selatan diberikan kepada Paku Buwono III kerajaannya dinamakan 
Kasunanan Surakarta.
Pada tahun 1813 sebagian daerah Kasultanan Yogyakarta diberikan kepada Paku Alam selaku bupati. Dengan demikian, Kerajaan Mataram yang dahulinya satu, kuat, dan kokoh pada masa pemerintahan Sultan Agung akhirnya terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajan kecil berikt ini:
1)    Kerajaan Yogyakarta;
2)   Kasunanan Surakarta;
3)   Pakualaman;
4)   Mangkunegaran.

Rabu, 21 Agustus 2013

Cagar Alam


            Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. 
       Cagar Alam Rafflesia Aceh Serbojadi; Aceh Timur, NAD
Flora : Semantok, Medang Kuning, Meranti Bunga), Merbau, Meranti Sabut, Keruing Minyak, Damar Laut, Kompas, Tualang, Durian Hutan, Bintangur, Bayur, Jelutung, Kedondong Hutan, Kapur, Rotan Manau, Rotan Sega, Kantung Kera, Cengal, Meranti Putuh, Meranti Merah, Puspa, Kenari, Jelatang, Keladi Hutan, Bunga Bangkai.
Fauna: Kijang, Siamang, Mawas, Owa, Kedi, Rusa, Kancil, Burung Kaou, Kambing hutan, Landak, Beruang Madu, Kucing Hutan, Kukang, Tringgiling, Rangkong

2.      Cagar Alam Batu Gajah; Simalungun, Sumatera Utara
Didalam kawasan Cagar Alam Bagu Gajah terdapat berbagai jenis flora berupa tumbuhan sekunder diantaranya adalah : Tusam (Pinus merkusii), Pulai (Alsnia scolaris), Aren (Arenga sp), Bambu (Bambussa sp), Pakis-pakisan, dan lain-lain.
Fauna yang dapat dilihat baik di dalam maupun disekitar kawasan adalah berbagai jenis burung antara lain, tekukur, pergam, kutilang, mamalia kecil seperti musang, kera, babi hutan dan lain-lain.
3.      Cagar Alam Bukit Bungkuk; Kampar, Riau.
Flora: antara lain meranti (Shorea sp), bintangur (Calophyllum spp), kempas (Koompassia malaccensis maing), keruing (Dipterocarpus sp), balam (Palaquium gulta), durian hutan (Durio sp), kulim (Scorodocarpus boonensis), suntai (Palagium walsunrifolium), dan rengas (Gluta renghas). dan masih banyak yang lain 

Fauna : beruang madu (Helarctos malayanus), harimau loreng sumatera (Panthera tigris sumatrensis), rusa (Cervus timorensis), kancil (Tragulus javanicus) antara lain kera ekor panjang (Macaca fascicularis) antara lain ayam hutan (Gallus gallus), bubut besar (Centropus cinensis) antara lain biawak (Varanus salvator), bunglon (Colates spp), Siamang (Shimphalangus Sindactilus), Ungko (Hylobates Agilis), Beruk(Macaca nemestrina),Kucing Hutan (Felis bengalensis)beberapa jenis kupu-kupu, ngengat dan beberapa jenis Katak

4.      Cagar Alam Rawa Danau; Serang, Banten
Cagar Alam Rawa Danau termasuk tipe ekosistem rawa air tawar pegunungan, dengan jenis tumbuhan berkayu yang mendominasi yaitu jajaway (Ficus retusa), gagabusan (Alstonia spatulata), mareme (Glochidion lucididum), rengas (Gluta rengas) dan kisireum (Eugenia spicata), sedangkan tumbuhan bawah yang mendominasi adalah jenis rumput-rumputan (Gramineae sp.)
Jenis-jenis satwa yang ada di dalam kawasan diantaranya bangau tong tong (Leptoptilos javanicus), kuntul kerbau (Bubulcus ibis), raja udang biru (Halcyon chloris), kuntul putih (Ardeola sp.), elang ular (Spilornis cheela), ular sanca (Phyton reticulatus), kera (Macaca fascicularis), lutung (Trachypitechus auratus), bajing tanah (Lariscus insignis), kalong (Pteropus vampirus), biawak (Varanus salvator) dan kura-kura (Tryonix certilangineus).

5.      Cagar Alam Pulau Sempu; Malang, Jawa Timur
Flora: Moraceae, Euphorbiaeceae, Anacardiaceae, Annonaceae, Sterculiaceae.
Fauna: Babi hutan Kera hitam, Belibis, dan burung Rangkong.

6.      Cagar alam Telaga Bodas; Garut, Jawa Barat
Flora:  Puspa, Saninten, Pasang, Suagi, serta Manglid.
Fauna: macan kumbang, kera ekor panjang, kijang, trenggiling, tupai.

7.      Cagar Alam Pulau Bokor; DKI Jakarta
Faunanya banyak dihuni oleh satwa primata seperti kera panjang
Floranya pohon jenis i Kepuh, Ketapang, Asam dan Melinjo.

8.     Cagar Alam Bukit Tamgkiling; Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Flora : Pada kawasan ini tersusun dari berbagai jenis in-situ, seperti : Palawan (Tristania abovata), Meranti (Shorea sp), Laban (Vitex sp)Tengkawang (Shorea sp), Gerunggang (Cratoxylon arborescens), Pinus (Pinus mercusii), Mahoni (Sweetinia macropilla), Alau (Dacrydium sp), dll.
Fauna : Jenis satwa yang pernah dijumpai pada kawasan ini antara lain Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Musang (Paradoxurus hermaproditus), Burung Tekukur (Streptopelia chinensis), Cucak Rowo (Pycnonotus zeylanicus), dll.

9.      Cagar Alam Taman Laut Banda; Kec. Banda, Maluku Tengah
Floranya terumbu karang dan rumput laut dan faunanya jenis burung seperti raja udang hutan (Halcyon macleayii), gangsa batu kaki merah (Sula sula), dan ikan hias dalam berbagai ukuran dan warna.

10.   Cagar Alam Taliabu; Kepulauan Sula, Maluku Utara
Potensi Fauna : Berbagai jenis burung dan satwa liar antara lain, terutama khas/endemik Maluku Utara : Bayan (Electus roratus), Perkicit Violet (Eos roratus), Burung Rangkong (Rhyticeros plicatus) dan lain-lain. Juga terdapat beberapa jenis mamalia dan reptelia khas Maluku, antara lain : Rusa (Cervus timorensis), Biawak (Varanus sp), Kus-kus (Phalanger orientalis) dan Kanguru (Dendrolagus atterimus)
Flora : Dataran Pulau Taliabu relatif bergelombang dan dataran rendah didominasi oleh jenis tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa), Meranti (Shorea sp), Matoa (Pometia pinnata), Bintanggur (Callophillum inophylum), Linggua (Pterocarpus indicus), kayu Merah, Nyatoh (Palaqium spp), serta jenis-jenis Anggrek Alam

11.  Cagar Alam Lembah Anai, Sumatera Barat
Fauna: kera ekor panjang, kancil, tapir, biawak, dll
Flora: bunga bangkai

12.  Cagar Alam Gunung Mutis, Nusa Tenggara Timur
Flora: alive, hue, abon

Senin, 29 Juli 2013

Sejarah Paham Komunisme


Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.Ide dasarIstilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family [1]), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati karena korupsi yang dilakukan oleh para pemimpinnya.Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal atas individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata akan tetapi dalam kenyataannya hanya dikelolah serta menguntungkan para elit partai, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistim demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunis InternasionalKomunis internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marxis.[sunting]MaoismeIdeologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.Indonesia dan komunisme
Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.ISI IDEOLOGIKomunisme adalah ideologi politik dan struktur sosio ekonomi yang menggalakkan penubuhan masyarakat yang egalitarian, tanpa kelas, dan tanpa negara berdasarkan pemilikan dan kawalan sama ke atas faktor pengeluaran dan harta secara umumnya. Karl Marx menganjurkan komunisme sebagai peringkat akhir dalam masyarakat manusia, yang boleh dicapai melalui revolusi golongan proletariat. "Komunisme tulen" menurut Marx merujuk kepada masyarakat tanpa kelas, tanpa negara dan bebas penindasan di mana keputusan tentang pengeluaran dan dasar yang dibuat secara demokratik bermakna membenarkan setiap ahli masyarakat mengambil bahagian dalam proses membuat keputusan dari segi ekonomi, politik dan sosial.Karl Marx, Pengasas Komunisme.Sebagai ideologi politik, komunisme dianggap sebagai satu cabang sosialisme; satu falsafah luas berkenaan ekonomi dan politik yang dipengaruhi oleh pelbagai gerakan politik dan intelektual dengan asalnya dari hasil kerja mereka pada Revolusi Perindustrian dan Revolusi Perancis. Komunisme cuba untuk memberi satu alternatif kepada masalah dalam ekonomi pasaran kapitalisme dan warisan penjajahan dan nasionalisme. Marx menyatakan hanya satu jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini adalah bagi golongan pekerja (proletariat), yang menurut Marx adalah pengeluar utama kekayaan dalam masyarakat yang dieksploitasi oleh kelas kapitalis (borjuis), menolak golongan borjuis ini daripada kelas pemerintah bagi menubuhkan masyarakat bebas tanpa pembahagian kelas dan kaum.Selain Karl Marx, tokoh penting lain adalah Friedrich Engels. Fahaman dominan komunisme seperti Leninisme, Stalinisme, Maoisme dan Trotskyisme adalah berakar dari Marxisme. Akan tetapi wujud juga fahaman bukan Marxisme dalam komunisme seperti komunisme Kristian. Dalam gunaan zaman moden, komunisme selalu merujuk kepada Bolshevisme atau Marxisme-Leninisme.Era kegemilangan komunisme ialah antara akhir Perang Dunia II dan tahun 90-an apabila komunisme berkuasa di Kesatuan Soviet. Komunisme juga mempunyai pandangan bahawa "agama adalah racun yang boleh mengongkong pemikiran rakyat".Menurut Manifesto Komunis,Komunisme terdiri daripada sepuluh tiang utama[1]:Penghapusan Hakmilik Persendirian.Cukai Pendapatan Progresif yang Berat.Penghapusan Hak Harta Pusaka.Perampasan Hak Pemilikan Harta.Kewujudan Bank Pusat.Sistem Komunikasi dan Pengangkutan Milik Penuh Kerajaan.Kilang dan Kawasan Pertanian dimiliki Kerajaan.Golongan Pekerja Dikawal Kerajaan.Perancangan Serantau dan Perladangan yang Dikorporatkan.Pendidikan di bawah Kawalan Kerajaan.
Negara komunis
Ideologi komunisme mula diterapkan ketika meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia pada 7 November 1917. Sejak itu komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain. Komunisme tidak percaya kepada kewujudan Tuhan. Ini menyebabkan ramai penduduk beragama tidak menyokong komunis. Kerajaan komunis juga sering menindas mereka yang berpegang kepada agama.Secara rasminya ada 9 buah negara yang pernah ditubuhkan berpegang dengan fahaman komunis:Kesatuan Soviet (Kesatuan Republik Sosialis Soviet)China (Republik Rakyat China)Cuba (Republik Cuba)Laos (Republik Demokratik Rakyat Lao)Vietnam (Republik Sosialis Vietnam)Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea)Yaman Selatan (Republik Demokratik Rakyat Yaman )Myanmar/Burma (Republik Sosialis Kesatuan Burma)Kemboja/Kampuchea (Demokratik Kampuchea)Walau bagaimanapun hanya 5 buah negara yang kekal memerintah di bawah komunis iaitu:ChinaLaosVietnamCubaKorea Utara Sungguhpun begitu, fahaman komunis yang diperjuangkan dahulu sudah mula luntur dimamah usia selepas pencetusannya. Hal ini dapat dilihat di Negara China sendiri, polisi pemerintah China terhadap pelabur (kapitalis) yang dianggap musuh rakyat telah berubah semenjak 90-an lagi. Hal ini dapat dilihat dengan kebanjiran kilang-kilang di dalam negara China sendiri.Walaupun ramai yang menganggap ideologi komunisme sudah lemah berikutan jatuhnya Kesatuan Republik Soviet pada tahun 1991, namun ideologi itu tetap wujud dalam bentuk sosialisme. Masih terdapat Parti Komunis di negara-negara lain seperti di barat yang memperjuangkan hak pekerja, pelajar dan bersikap anti-penjajah.



DAMPAK KOMUNISME

Yang paling penting untuk diingat, dan itu adalah negatif, adalah bahwa Komunisme adalah sebuah negara idealis. It does not exist. Itu tidak ada. In exactly the same way that Democracy does not, cannot, exist. Dengan cara yang sama bahwa Demokrasi tidak, tidak bisa, ada. We can aspire to great things though. Kita bisa bercita-cita untuk hal-hal besar sekalipun. I do not suggest we should not, but the achievement of either Democracy or Communism is not going to happen. Saya tidak menyarankan kita tidak harus, tapi pencapaian baik Demokrasi atau Komunisme tidak akan terjadi. The most significant positive thing about Communism is that there is some form of equality and all work for the good of the State & prosperity is shared equally among all. Hal positif yang paling signifikan tentang komunisme adalah bahwa ada beberapa bentuk kesetaraan dan semua bekerja untuk kebaikan Negara & kemakmuran dibagi secara merata di antara semua. This is all about government of, for & by the people. Ini adalah semua tentang pemerintah, untuk & oleh rakyat. It is all about Fraternity, Equality & Liberty of the French Revolution. Ini adalah semua tentang persaudaraan, Kesetaraan & Liberty dari Revolusi Perancis. It is all about the greatest good for the greatest number. Ini adalah semua tentang kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar. And yes, I accept that all this flies in the face of human experience. Dan ya, saya menerima bahwa semua ini lalat dalam menghadapi pengalaman manusia. By the same token the Negatives of Communism are quite simply a catalogue of much of what has been done to the detriment of the mass of people in history that have been governed by 'Communist' governments. Dengan cara yang sama Negatif Komunisme yang cukup sederhana katalog banyak dari apa yang telah dilakukan untuk merugikan massa orang dalam sejarah yang telah diatur oleh pemerintah 'Komunis'. But of course these oppressive regimes have been anything but Communist, they have been Totalitarian. Tapi tentu saja ini rezim yang menindas telah apa-apa tapi Komunis, mereka telah Totaliter. Mean Dictatorships which have enriched their own executants at the expense of the proletariat. Berarti Kediktatoran yang telah diperkaya executants mereka sendiri dengan mengorbankan kaum proletar. But then, which governments have not ? Tapi kemudian, pemerintah yang belum?


Upacara Pemakaman Di Suku Toraja


Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.
Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam "masa tertidur". Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.
Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar. Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.


Mite dari Desa Trunyan; Desa Tertua di Indonesia


Mite; sebagai cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, belakangan ini  menjadi trend diberbagai kalangan ilmuwan untuk dikaji dan diteliti sebagai salah satu alat mencari kelengkapan sejarah. Walau sebelumnya, tentu saja, cara berpikir kaum akademisi akan menampiknya; cerita yang paling bisa diterima adalah kisah-kisah dalam kitab-kitab suci sebaliknya mite dan legenda dipandang sebelah mata. Namun kini semakin terbuka berbagai keilmuan, memberi mite sebagai salah satu subyek untuk diteliti; melengkapi gaya penulisan sejarah secara 'theisme' dan sejarah yang berdasarkan ' klanisme' walau memang signal informasi dan isyarat yang disimpan dalam mite tidak bisa dibaca dengan cara pikir tradisi bedah intelektual  'gaya modern' yang kadang jumawa, penelitian mite memerlukan pengetahuan holistic yang sebenarnya sangat menantang.

    Mau tak mau, kini banyak pihak menoleh kepada mite dan legenda;  yang isi informasinya berkembang dari mulut ke mulut, diwariskan juga dengan tradisi yang sama dalam bentuk bertutur. Jelas akan menimbulkan banyak pengembangan bahkan pengurangan, kadang menjauhi kisah awalnya. Sekali waktu, karena kini di Bali tengah tumbuh fenomena 'majapahitisme', banyak yang kerauhan akan berbagai soal majapahit; dari merasa titisan Hayam Wuruk bahkan merasa diberkati dan dirasuki Gajah Mada. Saya justru tertarik untuk menuliskan sebuah Mite yang jika kemudian disandingkan dengan beberapa peninggalan prasajarah yang sampai kini masih ada diberbagai belahan dunia akan memberi bahan pemikiran, betapa tuanya pulau Bali ini; kelak barangkali akan bersanding dengan kesemangatan berbagai pihak yang tengah mencari 'ujung' atlantik.

    Mite Desa Trunyan Bali misalnya; desa yang diperkirakan sebagai desa tertua di Bali bahkan di Indonesia, disahihkan dengan berbagai penemuan prasajarah, merujuk ahli  prasejarah R.P Soejono yang mendapatkan beberapa alat batu Paleolitik seperti kapak perimbas (chopper tools), proto kapak genggam (proto hand ax), kapak perimbas berpuncak (high backed chpper), kapak perimbas pipih (flat iron chopper), Bapak Soejono sewaktu 
menemukannya menjabat sebagai Kepala Lebaga Purbakala dan Peninggalan Nasional cabang II Bedulu Gianyar; menurut bapak ahli ini: artefak-artefak temuan di desa induk trunyan diduga berasal dari zaman Pleistosen Bawah, kini semua penemuan itu di museum purbakala di Gianyar-bali, bukti lain ketuaan desa Trunyan adalah patung dewa raksasa dewa tertinggi yang disebut Ratu Sakti Pancering Jagat (Batara Da Tonta): jelas bukan dari model patung hIndu klasik, menurut Bapak Goris itu jelas patung gaya Megalitik. Bukti lain adalah jalan tangga yang terbuat dari batu megalitik bernama Jalan Batu Gede (semoga tidak karena alasan kemajuan zaman apalgi pariwisata lalu jalan itu diganti aspal).

    Nama Desa trunyan jelas nama desa sangat tua, yang ditemukan dalam beberapa prasasati dengan nama
Turunan; namun prasasti-prasasti itu juga mengisyaratkan bahwa baik penguasa raja bali kuna maupun selanjutnya; sangat menghormati tata upacara desa trunyan yang berbeda dengan Bali suku: orang desa Trunyan sejak dahulu kala menyebut diri mereka sebagai Bali Mula; agak tidak suka disebut bali aga (aga berasal dari kata arga: sansekerta: artinya gunung), sebab sebutan bali aga konotasinya sebagai orang gunung yang bodoh; orang bali mula menyebut orang bali lainnya dengan bali suku: mereka yang datang dari seberang dengan berjalan kaki. 

    Mite Desa trunyan kini mungkin susah didengar secara utuh, bahkan mungkin bersaing dengan brosur pariwisata yang kadang ditulis berdasarkan karangan seorang guide atau tokoh informan desa, yang belum tentu tahu betapa banyak informasi hilang mengenai Trunyan, ketika banyak para lelakinya di kirim kerja paksa di zaman Jepang. Itulah sebabnya, upaya menulis mite ini semoga menggugah banyak pihak untuk bersama mengkaji dan menyempurnakannya.

    Dikisahkan, dahulu kala berhembus bau harum yang demikian semerbak hingga menembus batas langit, menyentak setiap tarikan nafas dan mengundang rasa ingin tahu. Dikisahkan, seorang dewi entah bernama siapa, salah satu penghuni langit tergugah dan terpikat oleh keharuman itu. Maka taanpa dapat dicegah segera ia melayang –layang; pergi kesana kemari mencari asal datangnya bau harum itu.

    Berhari-hari dewi itu mengikuti arah datangnya bau harum, kian lama yang mencari, kian ia merasa mendekati asal datangnya keharuman itu. Benarlah, akhirnya ia melayang menuju satu arah, arah yang memberi bau terkuat, yang paling keras kesemerbakannya. Akhirnya di 
satu titik di antara awan-awan dewi itu menghentikan terbangnya, mengerutkan dahinya, memastikan bahwa keharuman yang menyentak itu datangnya dari bawah, dari bumi.

    Segera dewi itu  meluncur dengan anggun, menjejakkan kakinya di atas tanah, menarik nafasnya dengan mata penuh cahaya; alangkah kagum hatinya memandang sekitarnya. Sambil melangkah pelahan dicarinya asal keharuman itu; alangkah terpesona dewi itu saat menyadari semua keharuman yang mampu menembus langit itu, yang menarik dirinya turun ke bumi berasal dari pohon-pohon menyan; (
pohon dalam bahasa bali disebut taru, menyan: benzoin; inilah asalkan kata Trunyan) dan sang matahari yang usil dengan penuh senyum mengikuti secara diam-diam kemana pun  dewi itu melangkah.

    Ah, akan berdiam di sini, putus dewi itu dengan senyum mengembang.  Dengan keriangan yang luar biasa dewi itu bergerak berkeliling mengamati semua pohon lalu bicara dengan pohon menyan: izinkan aku meminta bagian tubuhmu untuk kujadikan balai-balai, aku hendak berdiam di sini menikmati keharuman yang menebar dari diri kalian.

    Pohon-pohon menyan seperti bersorak mengibas-ibas daun dan rantingnya, keharuman makin merebak, salah satu dari mereka membungkuk, melengkungkan batangnya, tak lama kemudian ada balai-balai yang demikian nyaman; dewi itu sungguh bahagia dan berjanji akan setiap hari mengurus semua pohon di sana, pohon-pohon menyan bersorak riang seolah mendapatkan kembali ibunya. Dewi itu memang jatuh hati pada pohon-pohon itu, setiap hari di menyisiri barisan pohon-pohon itu, mengajak bercakap-cakap, kadang bernyanyi, dan matahari terus mengikuti dengan cahayanya bahkan kadang begitu dekat cahaya itu diarahkan ke mata dewi itu," hei, matahari, menjauhlah, sudah cukup cahayamu, jangan menyilaukan mataku dan jangan sampai membuat daun-daun pohon menyan ini layu…"

        Tapi sang matahari memang jail dan agaknya menyukai dewi itu, walau hampir setiap hari dewi itu mendampratnya, matahari itu tetap saja mengejar dewi itu dengan cahayanya, suatu ketika dewi itu bersembunyi di sebuah gua, ternyata matahari itu mengikuti dewi itu hingga ke goa, dengan kesal dewi itu berteiak dank arena demikian kesal ia menunggingkan pantatnya ke arah langit, ke arah matahari menggantungkan cahayanya seraya berteriak," ini kupantati kamu, hai matahari yang selalu usil…." Matahari bukannya meredupkan cahayanya, malah makin bersinar terang sehingga vagina dewi itu pun nampak.

        Keajaiban terjadi setelah menunggingi matahari, dewi itu hamil.  Dan kemudian melahirkan anak kembar dampit, yang sulung banci, yang lebih kecil perempuan. Setelah anak itu agak besar, dewi itu dipanggil oleh suara gaib, dia pun terbang kembali ke langit, kedua anaknya dititipnya pada pohon-pohon menyan dan matahari setiap hari dengan setia menjaganya.

    Pada musim-musim yang penuh angin seperti biasa keharuman makin semerbak menebar dari tempat itu, tak hanya ke langit namun juga sampai jauh ke seberang, di sebuah kerajaan  yang dipimpin oleh Dalem Solo (
jangan menyamakan dengan solo yang sekarang apalagi pengertian raja keturunan mataram hindu, dst. Sebutan solo ini sepertinya merujuk pada ketuaan manusia barangkali ingatan penemuan fosil manusia purba akan dapat mencegah pengembangan cerita yang kadang menduga-duga dalem solo ini terkait dengan keraton masa pertengahan),

    Dalem Solo memiliki empat anak;  tiga lelaki dan yang bungsu perempuan, keempatnya sangat tertarik dengan bau harum yang semerbak yang menyelimuti wilayah kerajaan ayahnya dan berkehendak hendak mencari sumbernya. Ayahandanya pun ingin tahu asal keharuman itu, mengizinkan keempat anaknya bertualang mencari sumber keharuman itu.

    Maka berangkat keempat saudara itu menjejaki arah datangnya keharuman; pelahan-lahan mereka bergerak, memastikan dari arah mana harum itu tercium, mereka bergerak ke Timur, sempat berputar ke utara, keharuman itu makin menyentak saat mereka melewati celah laut, pengembaraan mereka memasuki pulau Bali, hingga sempat mereka memasuki daerah desa Culik lalu ke desa Tepi, sebuah perbatasan antara karangasem dengan buleleng, bau harum itu makin menguat  dari arah gunung Batur, mereka pun menyusuri jalan mendekati gunung batur, setibanya di kaki gunung, anak perempuan dari empat bersaudara itu memutuskan untuk berdiam di sana, tempat itu sekarang di wilayah Pura Batur, anak perempuan itu mendapat gelar
Ratu Ayu Mas Maketeg, sedangkan ketiga saudara lelakinya melanjutkan perjalanan menyusuri pinggir danau Batur, setibanya di tempat datar di baratdaya danau terdengar suara seekor burung yang teramat nyaring, tempat itu lalu dinamakan Desa Kedisan (Kedis adalah bahasa bali untuk menyebut burung); waktu mendengar suara burung itu karena girang putra dalem solo yang termuda bersorak kegirangan.  Sorakannya itu membuat kakak sulungnya tidak senang dan memerintahkan," sebaiknya engkau berdiam di sini, tak usah melanjutkan perjalanan…" Namun adiknya dengan lembut menyahut,"Tidak kakak, hamba akan tetap turut mencari sumber keharuman, hamba tak tergoda sedikit pun dengan kemerduan suara burung itu.."

    Mendengar sahutan adiknya itu, bukannya sang kakak senang hati, justru  dengan penuh amarah menendang sehingga adiknya jatuh duduk bersila, itu sebabnya di Kedisan hingga kini ada patung yang duduk bersila bergelar
Ratu Sakti Sang Hyang Jero. Setelah meninggalkan adiknya dalam kondisi duduk bersila, kedua putra dalem solo yang sulung dan yang nomor dua melanjutkan pengembaraannya kini menyusuri tepian timur dan tiba di tempat yang datar serta menemukan dua orang perempuan sedang mencari kutu di atas kepala yang lain, karena gembira melihat manusia setelah sekian lama melakukan pengembaraan, putra dalem solo yang kedua amat gembira dan menyapa kedua perempuan itu, perbuatannya itu ternyata membuat sang kakak murka," kamu tak pantas lagi mengikuti pengembaraan ini, karena demikian terpikat dengan kedua perempuan itu, berdiamlah di sini…"

    "kakak, apa salah hamba, hamba tetap akan ikut…hamba tetap berhak untuk menemukan  sumber keharuman itu…"
    "Tidak kuizinkan.."
    "aku memaksa ikut.."

    Sang kakak naik pitam lalu menyepak dengan sekuat tenaga, sehingga adiknya jatuh
melingkuh, telungkup, hingga sampai kini di sana ada patung yang bentuk telungkup dan asal kata melingkuh itulah dikenal kemudian dukuh (merujuk abang dukuh, dalam prasasti abang disebut air hawang), setelah meninggalkan ketiga adiknya, si sulung terus melangkah menyusuri  tepian danau menuju utara, melewati jalanan yang curam, bau semerbak itu makin terasa dekat, dan akhirnya dia tiba di suatu dataran dimana dia temukan seorang dewi, yang sungguh jelita, membuat jantungnya berdetak hebat.

    Dewi itu tengah duduk terpejam di bawah pohon-pohon menyan. Dengan penuh kasmaran didekatinya dewi itu, disampaikannya hasrat hatinya, sang dewi menjelaskan bahwa dia memiliki seorang kakak, maka sang kakak pun ditemui oleh putra sulung dalem solo. Dengan tenang, kembaran sang dewi menyahut," kamu boleh mengawini adikku dengan satu syarat kamu harus mau menjadi raja di sini…"

    Putra sulung Dalem solo pun menyetujui permintaan itu dan mendapatkan gelar Ratu Sakti 
Pancering Jagat dan istrinya Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar, berdua mereka menguasai wilayah danau batur hingga kini tetap dipuja dengan tradisi Trunyan . Dan karena tak ingin daerah kekuasaannya di cari oleh orang-orang disebabkan oleh bau harum yang menembus  langit dan lautan, maka keduanya memerintahkan kepada rakyat desa trunyan," Jika ada yang meninggal, jangan dikubur, tapi dipasah, dijajar….agar keharuman menyan tidak menyebar, tapi cukup hanya disekitar wilayah batur ini saja…" (tradisi mepasah ini perhatikan standing dengan beberapa cara di beberapa negaraa lain seperti toraja, mesir, dll) sejak itulah bau harum tak lagi memancar dari tempat itu.

    Beberapa peninggalan patung itu, terkubur oleh letusan gunung; baik gunung agung maupun gunung batur. Mite Desa trunyan memberikan bandingkan bagaimana kitab suci misalnya menceritakan kisah adam dan hawa, lalu kisah manu dalam hindu. Dan Desa Trunyan memiliki kisah awalan keberadaannya, dan tentu saja di berbagai daerah tersimpan mite-mite itu. Yang membuat hati berdebar: bukti peninggalan prasajarahnya ada; sehingga terasa sungguh suatu tanggung jawab untuk menjaga desa dan masyarakat yang memberi gambaran tentang sebuah akar; yang masih bisa dijangkau, tak sekedar hidup di dalam mite.