Senin, 29 Juli 2013

Sejarah Paham Komunisme


Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.Ide dasarIstilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family [1]), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati karena korupsi yang dilakukan oleh para pemimpinnya.Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal atas individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata akan tetapi dalam kenyataannya hanya dikelolah serta menguntungkan para elit partai, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistim demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunis InternasionalKomunis internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marxis.[sunting]MaoismeIdeologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.Indonesia dan komunisme
Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.ISI IDEOLOGIKomunisme adalah ideologi politik dan struktur sosio ekonomi yang menggalakkan penubuhan masyarakat yang egalitarian, tanpa kelas, dan tanpa negara berdasarkan pemilikan dan kawalan sama ke atas faktor pengeluaran dan harta secara umumnya. Karl Marx menganjurkan komunisme sebagai peringkat akhir dalam masyarakat manusia, yang boleh dicapai melalui revolusi golongan proletariat. "Komunisme tulen" menurut Marx merujuk kepada masyarakat tanpa kelas, tanpa negara dan bebas penindasan di mana keputusan tentang pengeluaran dan dasar yang dibuat secara demokratik bermakna membenarkan setiap ahli masyarakat mengambil bahagian dalam proses membuat keputusan dari segi ekonomi, politik dan sosial.Karl Marx, Pengasas Komunisme.Sebagai ideologi politik, komunisme dianggap sebagai satu cabang sosialisme; satu falsafah luas berkenaan ekonomi dan politik yang dipengaruhi oleh pelbagai gerakan politik dan intelektual dengan asalnya dari hasil kerja mereka pada Revolusi Perindustrian dan Revolusi Perancis. Komunisme cuba untuk memberi satu alternatif kepada masalah dalam ekonomi pasaran kapitalisme dan warisan penjajahan dan nasionalisme. Marx menyatakan hanya satu jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini adalah bagi golongan pekerja (proletariat), yang menurut Marx adalah pengeluar utama kekayaan dalam masyarakat yang dieksploitasi oleh kelas kapitalis (borjuis), menolak golongan borjuis ini daripada kelas pemerintah bagi menubuhkan masyarakat bebas tanpa pembahagian kelas dan kaum.Selain Karl Marx, tokoh penting lain adalah Friedrich Engels. Fahaman dominan komunisme seperti Leninisme, Stalinisme, Maoisme dan Trotskyisme adalah berakar dari Marxisme. Akan tetapi wujud juga fahaman bukan Marxisme dalam komunisme seperti komunisme Kristian. Dalam gunaan zaman moden, komunisme selalu merujuk kepada Bolshevisme atau Marxisme-Leninisme.Era kegemilangan komunisme ialah antara akhir Perang Dunia II dan tahun 90-an apabila komunisme berkuasa di Kesatuan Soviet. Komunisme juga mempunyai pandangan bahawa "agama adalah racun yang boleh mengongkong pemikiran rakyat".Menurut Manifesto Komunis,Komunisme terdiri daripada sepuluh tiang utama[1]:Penghapusan Hakmilik Persendirian.Cukai Pendapatan Progresif yang Berat.Penghapusan Hak Harta Pusaka.Perampasan Hak Pemilikan Harta.Kewujudan Bank Pusat.Sistem Komunikasi dan Pengangkutan Milik Penuh Kerajaan.Kilang dan Kawasan Pertanian dimiliki Kerajaan.Golongan Pekerja Dikawal Kerajaan.Perancangan Serantau dan Perladangan yang Dikorporatkan.Pendidikan di bawah Kawalan Kerajaan.
Negara komunis
Ideologi komunisme mula diterapkan ketika meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia pada 7 November 1917. Sejak itu komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain. Komunisme tidak percaya kepada kewujudan Tuhan. Ini menyebabkan ramai penduduk beragama tidak menyokong komunis. Kerajaan komunis juga sering menindas mereka yang berpegang kepada agama.Secara rasminya ada 9 buah negara yang pernah ditubuhkan berpegang dengan fahaman komunis:Kesatuan Soviet (Kesatuan Republik Sosialis Soviet)China (Republik Rakyat China)Cuba (Republik Cuba)Laos (Republik Demokratik Rakyat Lao)Vietnam (Republik Sosialis Vietnam)Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea)Yaman Selatan (Republik Demokratik Rakyat Yaman )Myanmar/Burma (Republik Sosialis Kesatuan Burma)Kemboja/Kampuchea (Demokratik Kampuchea)Walau bagaimanapun hanya 5 buah negara yang kekal memerintah di bawah komunis iaitu:ChinaLaosVietnamCubaKorea Utara Sungguhpun begitu, fahaman komunis yang diperjuangkan dahulu sudah mula luntur dimamah usia selepas pencetusannya. Hal ini dapat dilihat di Negara China sendiri, polisi pemerintah China terhadap pelabur (kapitalis) yang dianggap musuh rakyat telah berubah semenjak 90-an lagi. Hal ini dapat dilihat dengan kebanjiran kilang-kilang di dalam negara China sendiri.Walaupun ramai yang menganggap ideologi komunisme sudah lemah berikutan jatuhnya Kesatuan Republik Soviet pada tahun 1991, namun ideologi itu tetap wujud dalam bentuk sosialisme. Masih terdapat Parti Komunis di negara-negara lain seperti di barat yang memperjuangkan hak pekerja, pelajar dan bersikap anti-penjajah.



DAMPAK KOMUNISME

Yang paling penting untuk diingat, dan itu adalah negatif, adalah bahwa Komunisme adalah sebuah negara idealis. It does not exist. Itu tidak ada. In exactly the same way that Democracy does not, cannot, exist. Dengan cara yang sama bahwa Demokrasi tidak, tidak bisa, ada. We can aspire to great things though. Kita bisa bercita-cita untuk hal-hal besar sekalipun. I do not suggest we should not, but the achievement of either Democracy or Communism is not going to happen. Saya tidak menyarankan kita tidak harus, tapi pencapaian baik Demokrasi atau Komunisme tidak akan terjadi. The most significant positive thing about Communism is that there is some form of equality and all work for the good of the State & prosperity is shared equally among all. Hal positif yang paling signifikan tentang komunisme adalah bahwa ada beberapa bentuk kesetaraan dan semua bekerja untuk kebaikan Negara & kemakmuran dibagi secara merata di antara semua. This is all about government of, for & by the people. Ini adalah semua tentang pemerintah, untuk & oleh rakyat. It is all about Fraternity, Equality & Liberty of the French Revolution. Ini adalah semua tentang persaudaraan, Kesetaraan & Liberty dari Revolusi Perancis. It is all about the greatest good for the greatest number. Ini adalah semua tentang kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar. And yes, I accept that all this flies in the face of human experience. Dan ya, saya menerima bahwa semua ini lalat dalam menghadapi pengalaman manusia. By the same token the Negatives of Communism are quite simply a catalogue of much of what has been done to the detriment of the mass of people in history that have been governed by 'Communist' governments. Dengan cara yang sama Negatif Komunisme yang cukup sederhana katalog banyak dari apa yang telah dilakukan untuk merugikan massa orang dalam sejarah yang telah diatur oleh pemerintah 'Komunis'. But of course these oppressive regimes have been anything but Communist, they have been Totalitarian. Tapi tentu saja ini rezim yang menindas telah apa-apa tapi Komunis, mereka telah Totaliter. Mean Dictatorships which have enriched their own executants at the expense of the proletariat. Berarti Kediktatoran yang telah diperkaya executants mereka sendiri dengan mengorbankan kaum proletar. But then, which governments have not ? Tapi kemudian, pemerintah yang belum?


Upacara Pemakaman Di Suku Toraja


Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.
Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam "masa tertidur". Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.
Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar. Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.


Mite dari Desa Trunyan; Desa Tertua di Indonesia


Mite; sebagai cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, belakangan ini  menjadi trend diberbagai kalangan ilmuwan untuk dikaji dan diteliti sebagai salah satu alat mencari kelengkapan sejarah. Walau sebelumnya, tentu saja, cara berpikir kaum akademisi akan menampiknya; cerita yang paling bisa diterima adalah kisah-kisah dalam kitab-kitab suci sebaliknya mite dan legenda dipandang sebelah mata. Namun kini semakin terbuka berbagai keilmuan, memberi mite sebagai salah satu subyek untuk diteliti; melengkapi gaya penulisan sejarah secara 'theisme' dan sejarah yang berdasarkan ' klanisme' walau memang signal informasi dan isyarat yang disimpan dalam mite tidak bisa dibaca dengan cara pikir tradisi bedah intelektual  'gaya modern' yang kadang jumawa, penelitian mite memerlukan pengetahuan holistic yang sebenarnya sangat menantang.

    Mau tak mau, kini banyak pihak menoleh kepada mite dan legenda;  yang isi informasinya berkembang dari mulut ke mulut, diwariskan juga dengan tradisi yang sama dalam bentuk bertutur. Jelas akan menimbulkan banyak pengembangan bahkan pengurangan, kadang menjauhi kisah awalnya. Sekali waktu, karena kini di Bali tengah tumbuh fenomena 'majapahitisme', banyak yang kerauhan akan berbagai soal majapahit; dari merasa titisan Hayam Wuruk bahkan merasa diberkati dan dirasuki Gajah Mada. Saya justru tertarik untuk menuliskan sebuah Mite yang jika kemudian disandingkan dengan beberapa peninggalan prasajarah yang sampai kini masih ada diberbagai belahan dunia akan memberi bahan pemikiran, betapa tuanya pulau Bali ini; kelak barangkali akan bersanding dengan kesemangatan berbagai pihak yang tengah mencari 'ujung' atlantik.

    Mite Desa Trunyan Bali misalnya; desa yang diperkirakan sebagai desa tertua di Bali bahkan di Indonesia, disahihkan dengan berbagai penemuan prasajarah, merujuk ahli  prasejarah R.P Soejono yang mendapatkan beberapa alat batu Paleolitik seperti kapak perimbas (chopper tools), proto kapak genggam (proto hand ax), kapak perimbas berpuncak (high backed chpper), kapak perimbas pipih (flat iron chopper), Bapak Soejono sewaktu 
menemukannya menjabat sebagai Kepala Lebaga Purbakala dan Peninggalan Nasional cabang II Bedulu Gianyar; menurut bapak ahli ini: artefak-artefak temuan di desa induk trunyan diduga berasal dari zaman Pleistosen Bawah, kini semua penemuan itu di museum purbakala di Gianyar-bali, bukti lain ketuaan desa Trunyan adalah patung dewa raksasa dewa tertinggi yang disebut Ratu Sakti Pancering Jagat (Batara Da Tonta): jelas bukan dari model patung hIndu klasik, menurut Bapak Goris itu jelas patung gaya Megalitik. Bukti lain adalah jalan tangga yang terbuat dari batu megalitik bernama Jalan Batu Gede (semoga tidak karena alasan kemajuan zaman apalgi pariwisata lalu jalan itu diganti aspal).

    Nama Desa trunyan jelas nama desa sangat tua, yang ditemukan dalam beberapa prasasati dengan nama
Turunan; namun prasasti-prasasti itu juga mengisyaratkan bahwa baik penguasa raja bali kuna maupun selanjutnya; sangat menghormati tata upacara desa trunyan yang berbeda dengan Bali suku: orang desa Trunyan sejak dahulu kala menyebut diri mereka sebagai Bali Mula; agak tidak suka disebut bali aga (aga berasal dari kata arga: sansekerta: artinya gunung), sebab sebutan bali aga konotasinya sebagai orang gunung yang bodoh; orang bali mula menyebut orang bali lainnya dengan bali suku: mereka yang datang dari seberang dengan berjalan kaki. 

    Mite Desa trunyan kini mungkin susah didengar secara utuh, bahkan mungkin bersaing dengan brosur pariwisata yang kadang ditulis berdasarkan karangan seorang guide atau tokoh informan desa, yang belum tentu tahu betapa banyak informasi hilang mengenai Trunyan, ketika banyak para lelakinya di kirim kerja paksa di zaman Jepang. Itulah sebabnya, upaya menulis mite ini semoga menggugah banyak pihak untuk bersama mengkaji dan menyempurnakannya.

    Dikisahkan, dahulu kala berhembus bau harum yang demikian semerbak hingga menembus batas langit, menyentak setiap tarikan nafas dan mengundang rasa ingin tahu. Dikisahkan, seorang dewi entah bernama siapa, salah satu penghuni langit tergugah dan terpikat oleh keharuman itu. Maka taanpa dapat dicegah segera ia melayang –layang; pergi kesana kemari mencari asal datangnya bau harum itu.

    Berhari-hari dewi itu mengikuti arah datangnya bau harum, kian lama yang mencari, kian ia merasa mendekati asal datangnya keharuman itu. Benarlah, akhirnya ia melayang menuju satu arah, arah yang memberi bau terkuat, yang paling keras kesemerbakannya. Akhirnya di 
satu titik di antara awan-awan dewi itu menghentikan terbangnya, mengerutkan dahinya, memastikan bahwa keharuman yang menyentak itu datangnya dari bawah, dari bumi.

    Segera dewi itu  meluncur dengan anggun, menjejakkan kakinya di atas tanah, menarik nafasnya dengan mata penuh cahaya; alangkah kagum hatinya memandang sekitarnya. Sambil melangkah pelahan dicarinya asal keharuman itu; alangkah terpesona dewi itu saat menyadari semua keharuman yang mampu menembus langit itu, yang menarik dirinya turun ke bumi berasal dari pohon-pohon menyan; (
pohon dalam bahasa bali disebut taru, menyan: benzoin; inilah asalkan kata Trunyan) dan sang matahari yang usil dengan penuh senyum mengikuti secara diam-diam kemana pun  dewi itu melangkah.

    Ah, akan berdiam di sini, putus dewi itu dengan senyum mengembang.  Dengan keriangan yang luar biasa dewi itu bergerak berkeliling mengamati semua pohon lalu bicara dengan pohon menyan: izinkan aku meminta bagian tubuhmu untuk kujadikan balai-balai, aku hendak berdiam di sini menikmati keharuman yang menebar dari diri kalian.

    Pohon-pohon menyan seperti bersorak mengibas-ibas daun dan rantingnya, keharuman makin merebak, salah satu dari mereka membungkuk, melengkungkan batangnya, tak lama kemudian ada balai-balai yang demikian nyaman; dewi itu sungguh bahagia dan berjanji akan setiap hari mengurus semua pohon di sana, pohon-pohon menyan bersorak riang seolah mendapatkan kembali ibunya. Dewi itu memang jatuh hati pada pohon-pohon itu, setiap hari di menyisiri barisan pohon-pohon itu, mengajak bercakap-cakap, kadang bernyanyi, dan matahari terus mengikuti dengan cahayanya bahkan kadang begitu dekat cahaya itu diarahkan ke mata dewi itu," hei, matahari, menjauhlah, sudah cukup cahayamu, jangan menyilaukan mataku dan jangan sampai membuat daun-daun pohon menyan ini layu…"

        Tapi sang matahari memang jail dan agaknya menyukai dewi itu, walau hampir setiap hari dewi itu mendampratnya, matahari itu tetap saja mengejar dewi itu dengan cahayanya, suatu ketika dewi itu bersembunyi di sebuah gua, ternyata matahari itu mengikuti dewi itu hingga ke goa, dengan kesal dewi itu berteiak dank arena demikian kesal ia menunggingkan pantatnya ke arah langit, ke arah matahari menggantungkan cahayanya seraya berteriak," ini kupantati kamu, hai matahari yang selalu usil…." Matahari bukannya meredupkan cahayanya, malah makin bersinar terang sehingga vagina dewi itu pun nampak.

        Keajaiban terjadi setelah menunggingi matahari, dewi itu hamil.  Dan kemudian melahirkan anak kembar dampit, yang sulung banci, yang lebih kecil perempuan. Setelah anak itu agak besar, dewi itu dipanggil oleh suara gaib, dia pun terbang kembali ke langit, kedua anaknya dititipnya pada pohon-pohon menyan dan matahari setiap hari dengan setia menjaganya.

    Pada musim-musim yang penuh angin seperti biasa keharuman makin semerbak menebar dari tempat itu, tak hanya ke langit namun juga sampai jauh ke seberang, di sebuah kerajaan  yang dipimpin oleh Dalem Solo (
jangan menyamakan dengan solo yang sekarang apalagi pengertian raja keturunan mataram hindu, dst. Sebutan solo ini sepertinya merujuk pada ketuaan manusia barangkali ingatan penemuan fosil manusia purba akan dapat mencegah pengembangan cerita yang kadang menduga-duga dalem solo ini terkait dengan keraton masa pertengahan),

    Dalem Solo memiliki empat anak;  tiga lelaki dan yang bungsu perempuan, keempatnya sangat tertarik dengan bau harum yang semerbak yang menyelimuti wilayah kerajaan ayahnya dan berkehendak hendak mencari sumbernya. Ayahandanya pun ingin tahu asal keharuman itu, mengizinkan keempat anaknya bertualang mencari sumber keharuman itu.

    Maka berangkat keempat saudara itu menjejaki arah datangnya keharuman; pelahan-lahan mereka bergerak, memastikan dari arah mana harum itu tercium, mereka bergerak ke Timur, sempat berputar ke utara, keharuman itu makin menyentak saat mereka melewati celah laut, pengembaraan mereka memasuki pulau Bali, hingga sempat mereka memasuki daerah desa Culik lalu ke desa Tepi, sebuah perbatasan antara karangasem dengan buleleng, bau harum itu makin menguat  dari arah gunung Batur, mereka pun menyusuri jalan mendekati gunung batur, setibanya di kaki gunung, anak perempuan dari empat bersaudara itu memutuskan untuk berdiam di sana, tempat itu sekarang di wilayah Pura Batur, anak perempuan itu mendapat gelar
Ratu Ayu Mas Maketeg, sedangkan ketiga saudara lelakinya melanjutkan perjalanan menyusuri pinggir danau Batur, setibanya di tempat datar di baratdaya danau terdengar suara seekor burung yang teramat nyaring, tempat itu lalu dinamakan Desa Kedisan (Kedis adalah bahasa bali untuk menyebut burung); waktu mendengar suara burung itu karena girang putra dalem solo yang termuda bersorak kegirangan.  Sorakannya itu membuat kakak sulungnya tidak senang dan memerintahkan," sebaiknya engkau berdiam di sini, tak usah melanjutkan perjalanan…" Namun adiknya dengan lembut menyahut,"Tidak kakak, hamba akan tetap turut mencari sumber keharuman, hamba tak tergoda sedikit pun dengan kemerduan suara burung itu.."

    Mendengar sahutan adiknya itu, bukannya sang kakak senang hati, justru  dengan penuh amarah menendang sehingga adiknya jatuh duduk bersila, itu sebabnya di Kedisan hingga kini ada patung yang duduk bersila bergelar
Ratu Sakti Sang Hyang Jero. Setelah meninggalkan adiknya dalam kondisi duduk bersila, kedua putra dalem solo yang sulung dan yang nomor dua melanjutkan pengembaraannya kini menyusuri tepian timur dan tiba di tempat yang datar serta menemukan dua orang perempuan sedang mencari kutu di atas kepala yang lain, karena gembira melihat manusia setelah sekian lama melakukan pengembaraan, putra dalem solo yang kedua amat gembira dan menyapa kedua perempuan itu, perbuatannya itu ternyata membuat sang kakak murka," kamu tak pantas lagi mengikuti pengembaraan ini, karena demikian terpikat dengan kedua perempuan itu, berdiamlah di sini…"

    "kakak, apa salah hamba, hamba tetap akan ikut…hamba tetap berhak untuk menemukan  sumber keharuman itu…"
    "Tidak kuizinkan.."
    "aku memaksa ikut.."

    Sang kakak naik pitam lalu menyepak dengan sekuat tenaga, sehingga adiknya jatuh
melingkuh, telungkup, hingga sampai kini di sana ada patung yang bentuk telungkup dan asal kata melingkuh itulah dikenal kemudian dukuh (merujuk abang dukuh, dalam prasasti abang disebut air hawang), setelah meninggalkan ketiga adiknya, si sulung terus melangkah menyusuri  tepian danau menuju utara, melewati jalanan yang curam, bau semerbak itu makin terasa dekat, dan akhirnya dia tiba di suatu dataran dimana dia temukan seorang dewi, yang sungguh jelita, membuat jantungnya berdetak hebat.

    Dewi itu tengah duduk terpejam di bawah pohon-pohon menyan. Dengan penuh kasmaran didekatinya dewi itu, disampaikannya hasrat hatinya, sang dewi menjelaskan bahwa dia memiliki seorang kakak, maka sang kakak pun ditemui oleh putra sulung dalem solo. Dengan tenang, kembaran sang dewi menyahut," kamu boleh mengawini adikku dengan satu syarat kamu harus mau menjadi raja di sini…"

    Putra sulung Dalem solo pun menyetujui permintaan itu dan mendapatkan gelar Ratu Sakti 
Pancering Jagat dan istrinya Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar, berdua mereka menguasai wilayah danau batur hingga kini tetap dipuja dengan tradisi Trunyan . Dan karena tak ingin daerah kekuasaannya di cari oleh orang-orang disebabkan oleh bau harum yang menembus  langit dan lautan, maka keduanya memerintahkan kepada rakyat desa trunyan," Jika ada yang meninggal, jangan dikubur, tapi dipasah, dijajar….agar keharuman menyan tidak menyebar, tapi cukup hanya disekitar wilayah batur ini saja…" (tradisi mepasah ini perhatikan standing dengan beberapa cara di beberapa negaraa lain seperti toraja, mesir, dll) sejak itulah bau harum tak lagi memancar dari tempat itu.

    Beberapa peninggalan patung itu, terkubur oleh letusan gunung; baik gunung agung maupun gunung batur. Mite Desa trunyan memberikan bandingkan bagaimana kitab suci misalnya menceritakan kisah adam dan hawa, lalu kisah manu dalam hindu. Dan Desa Trunyan memiliki kisah awalan keberadaannya, dan tentu saja di berbagai daerah tersimpan mite-mite itu. Yang membuat hati berdebar: bukti peninggalan prasajarahnya ada; sehingga terasa sungguh suatu tanggung jawab untuk menjaga desa dan masyarakat yang memberi gambaran tentang sebuah akar; yang masih bisa dijangkau, tak sekedar hidup di dalam mite.

Legenda Danau Lipan


Di kecamatan Muara Kaman kurang lebih 120 km di hulu Tenggarong ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur ada sebuah daerah yang terkenal dengan nama Danau Lipan. Meskipun bernama Danau, daerah tersebut bukanlah danau seperti Danau Jempang dan Semayang. Daerah itu merupakan padang luas yang ditumbuhi semak dan perdu.
Dahulu kala kota Muara Kaman dan sekitarnya merupakan lautan. Tepi lautnya ketika itu ialah di Berubus, kampung Muara Kaman Ulu yang lebih dikenal dengan nama Benua Lawas. Pada masa itu ada sebuah kerajaan yang bandarnya sangat ramai dikunjungi karena terletak di tepi laut.
Terkenallah pada masa itu di kerajaan tersebut seorang putri yang cantik jelita. Sang putri bernama Putri Aji Bedarah Putih. Ia diberi nama demikian tak lain karena bila sang putri ini makan sirih dan menelan air sepahnya maka tampaklah air sirih yang merah itu mengalir melalui kerongkongannya.
Kejelitaan dan keanehan Putri Aji Bedarah Putih ini terdengar pula oleh seorang Raja Cina yang segera Berangkat dengan Jung besar beserta Bala tentaranya dan berlabuh di laut depan istana Aji Bedarah Putih. Raja Cina pun segera naik ke darat untuk melamar Putri jelita.
Sebelum Raja Cina menyampaikan pinangannya, oleh Sang Putri terlebih dahulu raja itu dijamu dengan santapan bersama. Tapi malang bagi Raja Cina, ia tidak mengetahui bahwa ia tengah diuji oleh Putri yang tidak saja cantik jelita tetapi juga pandai dan bijaksana. Tengah makan dalam jamuan itu, puteri merasa jijik melihat kejorokan bersantap dari si tamu. Raja Cina itu ternyata makan dengan cara menyesap, tidak mempergunakan tangan melainkan langsung dengan mulut seperti anjing.
Betapa jijiknya Putri Aji Bedarah Putih dan ia pun merasa tersinggung, seolah-olah Raja Cina itu tidak menghormati dirinya disamping jelas tidak dapat menyesuaikan diri. Ketika selesai santap dan lamaran Raja Cina diajukan, serta merta Sang Putri menolak dengan penuh murka sambil berkata, “Betapa hinanya seorang putri berjodoh dengan manusia yang cara makannya saja menyesap seperti anjing.”
Penghinaan yang luar biasa itu tentu saja membangkitkan kemarahan luar biasa pula pada Raja Cina itu. Sudah lamarannya ditolak mentah-mentah, hinaan pula yang diterima. Karena sangat malu dan murkanya, tak ada jalan lain selain ditebus dengan segala kekerasaan untuk menundukkan Putri Aji Bedarah Putih. Ia pun segera menuju ke jungnya untuk kembali dengan segenap Bala tentara yang kuat guna menghancurkan kerajaan dan menawan Putri.
Perang dahsyat pun terjadilah antara Bala tentara Cina yang datang bagai gelombang pasang dari laut melawan Bala tentara Aji Bedarah Putih.
Ternyata tentara Aji Bedarah Putih tidak dapat menangkis serbuan Bala tentara Cina yang mengamuk dengan garangnya. Putri yang menyaksikan jalannya pertempuran yang tak seimbang itu merasa sedih bercampur geram. Ia telah membayangkan bahwa peperangan itu akan dimenangkan oleh tentara Cina. Karena itu timbullah kemurkaannya.
Putri pun segera makan sirih seraya berucap, “Kalau benar aku ini titisan raja sakti, maka jadilah sepah-sepahku ini lipan-lipan yang dapat memusnahkan Raja Cina beserta seluruh Bala tentaranya.” Selesai berkata demikian, disemburkannyalah sepah dari mulutnya ke arah peperangan yang tengah berkecamuk itu. Dengan sekejap mata sepah sirih putri tadi berubah menjadi beribu-ribu ekor lipan yang besar-besar, lalu dengan bengisnya menyerang Bala tentara Cina yang sedang mengamuk.
Bala tentara Cina yang berperang dengan gagah perkasa itu satu demi satu dibinasakan. Tentara yang mengetahui serangan lipan yang tak terlawan itu, segera lari lintang-pukang ke jungnya. Demikian pula sang Raja. Mereka bermaksud akan segera meninggalkan Muara Kaman dengan lipannya yang dahsyat itu, tetapi ternyata mereka tidak diberi kesempatan oleh lipan-lipan itu untuk meninggalkan Muara Kaman hidup-hidup. Karena lipan-lipan itu telah diucap untuk membinasakan Raja dan Bala tentara Cina, maka dengan bergelombang mereka menyerbu terus sampai ke Jung Cina. Raja dan segenap Bala tentara Cina tak dapat berkisar ke mana pun lagi dan akhirnya mereka musnah semuanya. Jung mereka ditenggelamkan juga.
Sementara itu Aji Bedarah Putih segera hilang dengan gaib, entah kemana dan bersamaan dengan gaibnya putri, maka gaib pulalah Sumur Air Berani, sebagai kekuatan tenaga sakti kerajaan itu. Tempat Jung Raja Cina yang tenggelam dan lautnya yang kemudian mendangkal menjadi suatu daratan dengan padang luas itulah yang kemudian disebut hingga sekarang dengan nama Danau Lipan.
————————————————–

Dongeng Ular Dandaung


Ular Dandaung

by Pendongeng on March 19, 2010
Konon, dahulu kala ada sebuah kerajaan. Tidak disebutkan oleh pencerita apa nama kerajaan itu. Menurut cerita, kerajaan itu cukup besar. Negerinya kaya raya sehingga penghasilan rakyat melimpah ruah. Rajanya adil dan bijaksana. Kekayaan kerajaan bukan hanya dinikmati raja dan keluarganya, tetapi rakyat pun turut menikmati. Pantaslah jika kerajaan itu selalu dalam suasana tenteram dan damai. Dengan kerajaan-kerajaan lain pun, tidak pernah terjadi silang sengketa sehingga mereka dapat hidup berdampingan secara damai.
Sayang, ketenteraman itu tidak bertahan lama. Tidak disangka-sangka musibah datang menimpa mereka. Mereka bukan diserang musuh yang iri pada kemakmuran dan kerukunan kerajaan, tetapi oleh burung raksasa yang tiba-tiba muncul. Langit menjadi gelap gulita karena tubuh burung itu amat besar. Kepak sayapnya memekakkan telinga.
Karena serbuan burung raksasa itu demikian mendadak, rakyat kerajaan panik luar biasa. Mereka bingung dan tidak tahu akan berbuat apa menghadapi suasana itu. Mereka menyangka kiamat sudah datang.
Dalam sekejap mata, kerajaan itu musnah binasa dengan segala isinya. Bangunan rata dengan tanah. Pohon-pohon bertumbangan. Rakyat dijemput maut tertimpa pohon atau terbenam dalam reruntuhan rumah dan gedung mereka.
Ibarat sebuah negeri kalah perang, kerajaan yang sebelumnya subur makmur itu menjadi sebuah lapangan terbuka. Tiada tumbuhan, hewan, dan manusia di sana, kecuali raja bersama permaisuri dan ketujuh putrinya. Mereka bingung dan takut, barangkali datang serangan kedua. Jika hal itu terjadi, tamatlah riwayat mereka. Dengan mudah burung raksasa itu melihat mereka sebab tidak selembar daun lalang pun dapat dijadikan tempat untuk berlindung.
Akan tetapi, mereka tetap bersyukur kepada Tuhan karena terhindar dari malapetaka. Tuhan yang Mahabesar masih menginginkan kehadiran mereka di dunia.
Dalam keadaan tidak menentu itu mereka dikagetkan lagi dengan kejadian yang membuat mereka semakin putus asa. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba seekor ular raksasa hadir di depan mereka. Ular itu mengangakan mulutnya sehingga lidahnya yang besar dan berbisa bergerak-gerak keluar masuk mulutnya. Raja bersama permaisuri dan ketujuh putri berkumpul menjadi satu kelompok. Mereka sating merangkul. Raja berpikir, jika harus mati, biarlah mereka mati bersama menjadi mangsa ular raksasa itu.
“Paduka tak usah takut,” tiba-tiba ular itu berkata. “Hamba tidak akan mengganggu Paduka, permaisuri, dan putri-putri Paduka, asalkan Paduka mengabulkan permohonan hamba.”
Rasa takut raja sekeluarga berkurang mendengar ular itu dapat berbicara seperti manusia.
Siapakah engkau? Apakah keinginanmu?” tanya sang raja.
“Nama hamba Dandaung. Ular Dandaung,” ujar ular raksasa itu. “Hamba ingin memperistri salah seorang putri Paduka.”
Tertegun sejenak sang raja mendengar permintaan Ular Dandaung. Seekor ular raksasa ingin memperistri anaknya? Tidak masuk akal ular menikah dengan manusia. la tidak berani menolak karena takut akibatnya.
Aku tidak menolak, tetapi juga tidak menerima lamaranmu,” sahut sang raja. “Aku harus menanyakan hal ini kepada putriku satu per satu!”
Seorang demi seorang putrinya ditanya. Putri sulung sampai dengan putri keenam menolak diperistri Ular Dandaung. Sang raja sudah membayangkan akibat buruk yang akan mereka terima andaikata putrinya menolak.
Hamba bersedia menjadi istrinya,” kata putri bungsu ketika ditanya ayahandanya.
Tentu saja kakak-kakaknya mengejek putri bungsu. Berbagai cemooh mereka lontarkan, tetapi putri bungsu menerimanya dengan tabah. Pendiriannya tidak tergoyahkan.
Pada suatu matam, putri bungsu terbangun dari tidur. Ia amat kaget karena bukan Ular Dandaung yang berbaring di sisinya melainkan seorang permuda tampan. Belum habis rasa herannya, pemuda itu berkata, “Aku bukan orang lain, aku suamimu si Ular Dandaung. Aku seorang raja yang Baru terbebas dari kutukan.”
Raja dan permaisuri terkejut melihat kejadian itu. Akan tetapi, mereka bangga mendapat menantu yang sangat tampan, apatagi is seorang raja. Hanya keenam putrinya tidak habis-habisnya menyesaii diri mereka.
Di kemudian hari terbukti bahwa di samping seorang raja yang tampan, Ular Dandaung juga seorang yang mempunyai kehebatan. Dengan kesaktiannya, burung raksasa yang menghancurkan kerajaan mertuanya dapat ditaklukkan dan dibunuh. Ia juga menciptakan sebuah kerajaan Baru, lengkap dengan segala peralatan dan rakyatnya.
Ketika mertuanya tidak mampu memerintah lagi, Ular Dandaung menggantikannya dan putri bungsu menjadi permaisurinya.


Perlindungan Dan Pengawetan Alam


Pengertian dan definisi reboisasi dan penghijauan ditinjau dari aspek rehabilitasi atau pemulihan lahan kritis, sebenarnya istilah dan arti kata ini hampir sama. Perbedaan arti kedua istilah tersebut pada "sasaran lokasi" dan "kesesuaian jenis tanaman" yang ditanam pada masing-masing lokasi kegiatan.
Reboisasi merupakan kegiatan penghutanan kembali kawasan hutan bekas tebangan maupun lahan-lahan kosong yang terdapat di dalam kawasan hutan (Manan 1978). Reboisasi meliputi kegiatan permudaan
pohon, penanaman jenis pohon lainnya di area hutan negara dan area lain sesuai rencana tata guna lahan yang diperuntukkan sebagai hutan. Dengan demikian, membangun hutan baru pada area bekas tebang habis, bekas tebang pilih, atau pada lahan kosong lain yang terdapat di dalam kawasan hutan termasuk reboisasi (Kadri dkk, 1992).
Penghijauan merupakan kegiatan penanaman pada lahan kosong di luar kawasan hutan, terutama pada tanah milik rakyat dengan tanaman keras, misalnya jenis-jenis pohon hutan, pohon buah, tanaman perkebunan, tanaman penguat teras, tanaman pupuk hijau, dan rumput pekan ternak. Tujuan penanaman agar lahan tersebut dapat dipulihkan, dipertahankan, dan ditingkatkan kembali kesuburannya. (Manan 1976; Supriyanto,1984). Menurut (Kadri dkk, 1992) upaya yang termasuk dalam rangkaian kegiatan penghijauan, yang sudah disebutkan berupa pembuatan bangunan pencegah erosi tanah, misalnya pembuatan sengkedan (teras) dan bendungan (check dam) yang dilakukan pada area di luar kawasan hutan.
Reboisasi dan penghijauan sangat berguna agar tidak mengakibatkan banjir maupun tanah longsor yang akan menimbulkan korban jiwa. Hutan - hutan yang sudah ditanami akan menyediakan banyak cadangan O2 dan mencegah pemanasan global. Melindungi berbagai satwa dan menjadikan tempat penangkaran lainnya. Pemerintah banyak melakukan kegiatan penyuluhan terhadap masyarakat agar mendukung kegiatan pemerintah untuk mereboisasi dan melakukan penghijauan. Mengobservasi tempat - tempat yang memang seharusnya segera di lakukan reboisasi.
PERLINDUNGAN DAN PENGAWETAN ALAM
Kerusakan lingkungan itu sering terjadi dan semua itu disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab dan menuruti kemauannya sendiri tanpa memperhitungkan akibatnya. Sebab manusia hidup itu tergantung dari lingkungan dan lingkungan yang baik membuat kehidupan manusia semakin baik. Untuk menjaga supaya alam tetap seimbang, maka perlu adanya perlindungan dan pengawetan alam. Sedangkan perlindungan dan pengawetan alam itu merupakan cara untuk melindungi dan melestarikan alam, supaya terjadi keseimbangan dalam ekosistem. Upaya yang dilakukan manusia untuk melindungi dan mengawetkan alam adalah:
a.    Mengadakan reboisasi atau penanaman hutan yang gundul
b.    Menghindari kebakaran hutan
c.    Penggunaan energi non migas
d.    Mencegah polusi udara dan air
e.    Membuat sengkedan (membuat lahan miring dengan bertingkat-tingkat)
f.    Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
g.    Menghemat kekayaan alam
h.    Mencegah masuknya penyakit dari luar
i.    Melindungi hewan dan tanaman supaya tidak punah.
***PERLINDUNGAN DAN PENGAWETAN ALAM
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem secara seimbang. Komponen-komponen dalam ekosistem senantiasa saling bergantung.
Keseimbangan inilah yang harus tetap dijaga agar pelestarian keanekaragaman dalam sumber daya alam tetap terjamin. Keseimbangan akan terganggu jika komponen di dalamnya terganggu atau rusak.
Terjadinya banjir, gunung meletus, gempa bumi, wabah penyakit, dan sebagainya dapat menyebabkan adanya kerugian dalam bidang ekonomi, biologi, bahkan perusakan peninggalan-peninggalan budaya.
1. Sejarah Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA)
Gerakan perlindungan alam dimulai di Perancis, tahun 1853 atas usul Para pelukis untuk melindungi pemandangan alam di Fontainbleau di Paris.
Sebagai peletak dasar atau gagasan perlindungan alam adalah FWH Alexander Von Humbolt (seorang ahli berkebangsaan Jerman, 1769-1859), sehingga beliau diakui sebagai Bapak Ekologi sedunia. Tokoh organisasi internasional di bidang ini adalah Paul Sarazin (Swiss). Oleh karena keadaan perang maka dasar-dasar organisasi ini baru terbentuk pada tahun 1946 di Basel, dan tahun 1947 di Brunnen.
Perlindungan dan Pengawetan Alam di Indonesia lahir pada tahun 1912 di Bogor, tokohnya Dr. SH. Kooders. Menurut Undang-undang Perlindungan Alam, pencagaralaman di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
1. Cagar alam.
Penamaan ini berlaku di daerah yang keadaan alam (tanah, flora, dan keindahan) mempunyai nilai yang khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta bagi kepentingan umum sehingga dirasa perlu untuk dipertahankan dan tidak merusak keadaannya. Cagar alam dapat diartikan Pula sebagai sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna di dalamnya.
2. Suaka margasatwa.
Istilah ini berlaku untuk daerah-daerah yang keadaan alamnya (tanah, fauna, dan keindahan) memiliki nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu dilindungi.


Kedua istilah di atas kemudian dipadukan menjadi Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA).
Cagar Biosfer
Cagar Biosfer adalah perlindungan alam yang meliputi daerah yang telah dibudidayakan manusia, misalnya untuk pertanian secara tradisional (bukan tataguna lahan modern, misalnya: pabrik, jalan raya, pertanian dengan mesin). Selain cagar alam dan cagar biosfer terdapat juga istilah cagar budaya yang memiliki arti perlindungan terhadap hasil kebudayaan manusia, misalnya perlindungan terhadap candi dan daerah sekitamya. Strategi pencagaralaman sedunia (World Conservation Strategy) memiliki tiga tujuan, yaitu:
1. memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung
kehidupan
2. mempertahankan keanekaragaman genetis
3. menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara berkelanjutan.
Ketiga tujuan ini paling berkaitan. Pencagaralaman tidak berlawanan dengan pemanfaatan jenis dan ekosistem. Akan tetapi, pemanfaatan itu haruslah dilakukan dengan cara yang menjamin adanya kesinambungan. Artinya, kepunahan jenis dan kerusakan ekosistem tidak boleh terjadi. Demikian pula, terjaganya ekosistem dari kerusakan tidak hanya melindungi keanekaragaman jenis, melainkan juga proses ekologi yang esensial.
Nilai-nilai dalam perlindungan alam
N
ilai-nilai yang terkandung dalam perlindungan alam meliputi nilai ilmiah, nilai ekonomi, dan nilai budaya yang saling berkaitan. Secara terperinci, nilai-nilai yang dimiliki dalam perlindungan dan pengawetan alam dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.Nilai ilmiah,
yaitu kekayaan alam, misalnya, hutan dapat digunakan sebagai tempat penelitian biologi untuk pengembangan ilmu (sains). Misalnya, botani, proteksi tanaman, dan penelitian ekologi.
2. Nilai ekonomi,
yaitu perlindungan alam ditujukan untuk kepentingan ekonomi. Misalnya pengembangan daerah wisata. Hal ini akan mendatangkan berbagai lapangan kerja. Hutan dengan hasil hutannya, dan Taut dapat menjadi sumber devisa bagi negara.
3. Nilai budaya,
yaitu flora dan fauna yang khas maupun hasil budaya manusia pada suatu daerah dapat menimbulkan kebanggaan tersendiri, misalnya Candi Borobudur, komodo, dan tanaman khas Indonesia (melati dan anggrek).
4. Nilai mental dan spiritual,
misalnya dengan perlindungan alam, manusia dapat menghargai keindahan alam serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa sumber daya alam hayati terdiri dari hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroba yang dapat kita manfaatkan untuk kesejahteraan hidup manusia. Pemanfaatan sumber daya tersebut antara lain di bidang sandang, pangan, papan, dan perdagangan. Oleh karena dimanfaatkan oleh berbagai tingkatan manusia dan berbagai kepentingan, maka diperlukan campur tangan berbagai pihak dalam melestarikan sumber daya alam hayati. Pihak-pihak yang memanfaatkan sumber daya alam balk negeri maupun swasta memiliki kewajiban yang sama dalam pelestarian sumber daya alam hayati. Misalnya, pabrik pertambangan batu bara, selain memanfaatkan batu tiara diharuskan pula untuk mengolah limbah industrinya agar tidak mencemari daerah sekitamya dan merusak ekosistem. Pabrik-pabrik, seperti pabrik obat-obatan, selain memanfaatkan bahan dasar dari hutan diwajibkan pula untuk melakukan penanaman kembali dan mengolah limbah industrinya (daur ulang) agar tidak merusak lingkungan.
2. Macam-macam Bentuk (Upaya Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati)
Usaha pelestarian sumber daya alam hayati tidak lepas dari usaha pelestarian lingkungan hidup. Usaha-usaha dalam pelestrian lingkungan hidup bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab kita semua.
Untuk menggalakkan perhatian kita kepada pelestarian lingkungan hidup, maka setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Sedunia. Di tingkat Internasional, peringatan Hari Lingkungan Hidup ditandai dengan pemberian penghargaan kepada perorangan atau pun kelompok atas sumbangan praktis mereka yang berharga bagi pelestarian lingkungan atau perbaikan lingkungan hidup di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Penghargaan ini diberi nama "Global 500" yang diprakarsai Program Lingkungan PBB (UNEP = United Nation Environment Program).
Di tingkat nasional, Indonesia tidak ketinggalan dengan memberikan hadiah, sebagai berikut.
a. Kalpataru
Hadiah Kalpataru diberikan kepada berikut ini.
1. Perintis lingkungan hidup,
yaitu mereka yang telah mempelopori untuk mengubah lingkungan
hidup yang kritis menjadi subur kembali.
2. Penyelamat lingkungan hidup,
yaitu mereka yang telah menyelamatkan lingkungan hidup yang rusak.
3. Pengabdi lingkungan hidup,
yaitu petugas-petugas yang telah mengabdikan dirinya untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Kalpataru berupa pahatan Kalpataru tiga dimensi yang berlapis emas murni. Pahatan ini mencontoh pahatan yang terdapat pada Candi Mendut yang melukiskan pohon kehidupan serta mencerminkan sikap hidup manusia Indonesia terhadap lingkungannya, yaitu keselarasan dan keserasian dengan alam sekitarnya.
b. Adipura
Hadiah Adipura diberikan kepada berikut ini.
1. Kota-kota terbersih di Indonesia.
2. Daerah-daerah yang telah berhasil membuat Laporan Neraca
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD).
Selain usaha-usaha tersebut di atas, usaha lain yang tidak kalah pentingnya adalah didirikannya bermacam-macam perlindungan alam seperti Taman Wisata, Taman hasional, Kebun Raya, Hutan Buru, Hutan Lindung, dan Taman Laut.
Macam-macam Perlindungan Alam (PPA)
Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan umum dan perlindungan dengan tujuan tertentu.
1. Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatuan (flora, fauna, dan tanahnya). Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Perlindungan alam ketat;
merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa
campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk
penelitian dan kepentingan ilmiah, misalnya Ujung Kulon.
b. Perlindungan alam terbimbing; merupakan perlindungan keadaan alam
yang dibina oleh Para ahli, misalnya Kebun Raya Bogor.
c. National Park atau Taman Nasional; merupakan keadaan alam yang
menempati suatu daerah yang lugs dan ticlak boleh ada rumah tinggal
maupun bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan untuk rekreasi
atau taman wisata, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem. Misalnya:
Taman Safari di Cisarua Bogor dan Way Kambas.
Pada tahun 1982 diadakan Konggres Taman hasional sedunia di Bali (World National Park Conggres). Dalam konggres itu Pemerintah Indonesia mengumumkan 16 taman nasional (TN) yang ada di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
01. TN. Kerinci Seblat (Sumbar, Jambi. Bengkulu) ± 1.485.000 Ha
02. TN. Gunung Leuser (Sumut, Aceh) ± 793.000 Ha
03. TN. Barisan Selatan (Lampung, Beng kulu) ± 365.000 Ha
04. TN. Tanjung Puting (Kalteng) ± 355.000 Ha
05. TN. Drumoga Bone (Sulut) ± 300.000 Ha
06. TN. Lore Lindu (Sulteng) t 231.000 Ha
07. TN. Kutai (Kaltim) ± 200.000 Ha
08. TN. Manusela Wainua (Maluku) ± 189.000 Ha
09. TN. Kepulauan Seribu (DKI) ± 108.000 Ha
10. TN. Ujung Kulon (Jabar) ± 79.000 Ha
11. TN. Besakih (Bali) ± 78.000 Ha
12. TN. Komodo (HTB) ± 75.000 Ha
13. TN. Bromo Tengger, Semeru (Jatim) ± 58.000 Ha
14. TN. Meru Betiri (Jatim) ± 50.000 Ha
15. TN. Baluran (Jatim) ± 25.000 Ha
16. TN. Gede Pangrango (Jabar) ± 15.000 Ha

b. Perlindungan alam dengan tuljuan tertentu
Macam perlindungan alam dengan tujutertentu adalah sebagai berikut :
a. Perlindungan geologi;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi formasi
geologi tertentu, misalnya batuan tertentu.
b. Perlindungan alam botani;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi komunitas
tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.
c. Perlindungan alam zoologi;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi hewan-
hewan langka serta mengembangkannya dengan cara memasukkan
hewan sejenis ke daerah lain, misalnya gajah.
d. Perlindungan alam antropologi;
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi suku bangsa
yang terisolir,misalnya Suku Indian di Amerika, Suku Asmat di Irian
Jaya, dan Suku Badui di Banten Selatan.
e. Perlindungan pemandangan alam;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi keindahan alam,
misalnya Lembah Sianok di Sumatera Barat.
f. Perlindungan monumen alam;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi benda-benda alam
tertentu, misalnya stalagtit, stalagmit, gua, dan air terjun.
g. Perlindungan suaka margasatwa;
merupakan perlindungan dengan tujuan melindungi hewan-hewan
yang terancam punch, misalnya badak, gajah, dan harimau Jawa.
h. Perlindungan hutan;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi tanah, air, dan
perubahan iklim.
i. Perlindungan ikan;
merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi ikan yang
terancam punah.
Bentuk-bentuk PPA di atas harus diusahakan secara terpadu karena fauna akan lestari apabila flora dan habitatnya lestari juga.